Businessasia.co.id — PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (“Diagnos”) pada hari Rabu, 26 November 2025 resmi menyelenggarakan Public Expose dengan agenda utama penyampaian kinerja Perseroan untuk periode kuartal III tahun 2025.
Dalam pemaparannya, manajemen menyampaikan bahwa performa keuangan pada kuartal 3 tahun 2025 terdapat koreksi pendapatan sebesar 2% secara year-on-year (YoY) apabila dibandingkan dengan kuartal 3 tahun 2024. Namun demikian, melalui inisiatif efesiensi seperti penggunaaan sentralisasi laboratorium dan investasi alat-alat kesehatan, Perseroan berhasil meningkatkan gross profit sebesar 8% YoY dan mencatat pertumbuhan EBITDA sebesar 5% YoY apabila dibandingkan dengan kuartal 3 tahun 2024 yang mana berbanding terbalik dengan penurunan pendapatan.
Lebih lanjut, Perseroan menegaskan strategi diferensiasi dibandingkan para kompetitor melalui pengembangan layanan pemeriksaan yang unik dan berbasis kebutuhan pasar (market-based approach), serta penerapan strategi harga (pricing strategy) yang efektif.
Saat ini Diagnos mengoperasikan 36 jaringan laboratorium yang tersebar di kota-kota besar di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Sulawesi pada kuartal 3 tahun 2025, dan ditargetkan meningkat menjadi 41 lokasi hingga akhir tahun 2025.
Selain memperkuat jaringan laboratorium, pada tahun 2025 Diagnos telah membangun satu klinik utama di Jakarta dan akan mengoperasikan dua klinik utama lainnya di Makassar dan Batam, dengan fokus pada dua pilar layanan, yaitu metabolic serta woman & child care dan kebutuhan medical checkup baik untuk pelanggan korporasi maupun individu.
Kedepannya, Perseroan merencanakan ekspansi lebih lanjut dengan membuka jaringan layanan di sejumlah kota besar lainnya, termasuk Medan, Surabaya, Semarang, serta penambahan klinik di Bali. Ekspansi ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan kinerja keuangan Perseroan ke depannya.
Direktur Utama Diagnose Fergus Richard mengatakan, perusahaan menargetkan pemulihan profitabilitas pada 2026 lewat efisiensi biaya, perluasan jaringan layanan, serta penguatan portofolio tes.
Fergus menuturkan bahwa beban terbesar perseroan masih berasal dari ongkos reagen. Namun, DGNS belum menaikkan harga layanan lantaran mendapat perlindungan harga dari distributor.
“Kami belum melakukan penyesuaian harga meski kurs menekan biaya. Masih ada skema price protection dari distributor yang membantu menjaga stabilitas biaya,” ujarnya dalam paparan publik, Rabu (26/11/2025).
Selain memperluas jaringan layanan, Diagnos juga memperkuat positioning melalui inovasi produk berbasis diagnostik yang berfokus pada empat pilar utama, yaitu Fertility, Infectious Disease, Rare Disease, dan Oncology (FIRO), yang akan menjadi prioritas pengembangan hingga tahun mendatang.
Memasuki kuartal IV-2025, manajemen memproyeksikan kinerja membaik seiring tingginya permintaan corporate medical check-up. DGNS mengandalkan model smart medical check-up yang memanfaatkan algoritma analitik untuk membaca data kesehatan pelanggan.
“Antrean MCU korporasi sudah penuh sampai akhir tahun. Kami harap kontribusinya mendorong perbaikan kinerja kuartal IV tahun ini,” kata Fergus.
Untuk memperkuat ekspansi layanan, DGNS sedang menyusun ulang alokasi capex 2026, termasuk porsi sekitar Rp 12 miliar yang dialokasikan khusus untuk pelengkapan alat laboratorium berbasis functional medicine. Fergus menegaskan bahwa total capex tahun depan belum final karena proses penyesuaian anggaran masih berjalan.
Langkah-langkah strategis ini merupakan wujud komitmen Diagnos sebagai penyedia layanan kesehatan sekaligus bagian dari ekosistem Bundamedik Healthcare dalam menghadirkan layanan kesehatan yang berkualitas, modern, dan mudah diakses bagi masyarakat Indonesia.










