Jakarta, Business Asia – Sebagai bagian dari transformasi digital infrastruktur transportasi nasional, PT Roatex Indonesia Toll System (PT RITS) sebagai penyedia layanan teknologi jalan tol Multi Lane Free Flow (MLFF) berbasis teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) terus melakukan penguatan sistem secara menyeluruh, mencakup kesiapan perangkat teknologi, penguatan infrastruktur, peningkatan kapasitas personel hingga perluasan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Dalam mendukung implementasi sistem ini, sebanyak lebih dari separuh dari total dana investasi senilai 300 juta USD yang berasal dari Pemerintah Hungaria melalui PT RITS telah direalisasikan dalam kurun waktu empat tahun sejak kontrak ditandatangani. Hal ini menegaskan keseriusan dan komitmen jangka panjang PT RITS dalam mendanai secara penuh proyek ini.
Attila Keszeg, Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System menyatakan, “Dengan pendanaan penuh pada proyek ini, kami berkomitmen untuk berkolaborasi erat bersama berbagai pemangku kepentingan guna memastikan implementasi sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) secara optimal. PT RITS sudah siap mengimplementasikan teknologi MLFF secara penuh, dengan dukungan lengkap dari vendor untuk sistem pembayaran, aplikasi Cantas, perangkat On Board Unit (OBU), layanan Customer Service 24 Jam, serta perangkat dan infrastruktur lainnya dengan teknologi terbarui. Selain itu, PT RITS terus meningkatkan standar keamanannya seperti membentuk Tim Respons Insiden Keamanan Komputer atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) sesuai yang ditetapkan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Kami juga siap mengadopsi perubahan teknologi yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan Indonesia.”
Ir. R. Sony Sulaksono Wibowo, MT, PhD, Anggota BPJT, Unsur Pemangku Kepentingan menyatakan, “Aktor utama dalam sistem ini adalah pengelola jalan tol. Kami ingin teknologi ini berjalan dengan lancar dan dapat diterima oleh operator jalan tol. Kami, sebagai otoritas jalan tol, harus segera mewujudkan integrasi ini dan mempertimbangkannya dengan serius. Seperti yang disampaikan juga oleh Pak Attila sebelumnya bahwa tidak mudah untuk menyatukan banyak pemangku kepentingan. Salah satunya adalah Penegak Hukum dari Korlantas. Karena Korlantas memerlukan payung hukum sebagai dasar regulasi penegakan hukum. Saya berharap kita bisa bekerja sama dengan cepat.”
Dengan seluruh persiapan dan bukti nyata yang telah dilakukan, kini keberhasilan dan kelanjutan akselerasi ini sepenuhnya bergantung pada kesiapan dan komitmen nyata dari pemerintah Indonesia.
“Kami percaya bahwa dengan dukungan dan kesiapan pemerintah, pengembangan proyek MLFF dapat segera berjalan secara optimal. Terlebih proyek ini masuk ke dalam Proyek Strategi Nasional tahun 2024 di era pemerintahan Presiden Jokowi, dan kembali ditetapkan pada tahun 2025 di era Presiden Prabowo. Saat ini, kami memahami bahwa Kementerian Pekerjaan Umum masih melakukan kajian terkait berbagai aspek teknis dan regulasi sistem MLFF. Untuk itu, kami sangat menantikan kelanjutan dari pihak terkait guna mewujudkan percepatan implementasi yang telah direncanakan bersama,” tambah Renaldi Utomo selaku Direktur PT Roatex Indonesia Toll System.
Menanggapi kesiapan tersebut, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai otoritas keamanan nasional menyatakan dukungan terhadap penerapan sistem ini dari perspektif keamanan digital.
“Implementasi teknologi MLFF dengan dukungan GNSS ini merupakan langkah penting dalam modernisasi sistem tol nasional. Oleh karena itu, kami siap mendukung penguatan keamanan digital untuk implementasi program ini. PT RITS juga sudah membentuk Tim Respons Insiden Keamanan Komputer yang nantinya memastikan keamanan dan keandalan sistem,” ujar Nur Achmadi Salmawan, Direktur Keamanan Siber dan Sandi untuk Sektor TIK, Media, dan Transportasi di BSSN.
Studi kelayakan yang dilakukan oleh PT Roatex Indonesia Toll System (PT RITS) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa kemacetan di jalan tol mengakibatkan kerugian ekonomi nasional melebihi USD 300 juta per tahun. Pernyataan dari Bank Dunia pada tahun 2019 juga menyebutkan bahwa Indonesia mengalami kerugian lebih dari USD 4 miliar setiap tahunnya. Kehadiran sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) diharapkan dapat meningkatkan efisiensi lalu lintas, mendukung upaya pengurangan emisi dan dampak negatif terhadap lingkungan, serta meningkatkan pendapatan negara.
Teknologi MLFF yang diusung PT RITS menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS), yaitu sebuah teknologi berbasis lokasi real-time yang telah diterapkan di Hungaria. Penerapan MLFF di Hungaria selama 11 tahun mampu meningkatkan pendapatan negara sebanyak 5 kali lipat atau sekitar 392%. Mengacu pada kesuksesan Hungaria yang terbukti mampu memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan negara, diharapkan kehadiran MLFF di Indonesia juga dapat turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan keberhasilan sistem yang telah teruji di berbagai negara, kehadiran teknologi ini juga diharapkan menjadi lompatan strategis bagi Indonesia dalam revolusi sistem pembayaran tol global, yang telah berkembang dari sistem tunai, tapping, hingga kini menuju sistem nirsentuh non tunai berbasis GNSS yang dapat diakses melalui ponsel pintar.
Melalui pendekatan multi-channel, pengguna jalan tol nantinya dapat memilih metode pembayaran yang sesuai kebutuhan, baik melalui aplikasi CANTAS, perangkat On-Board Unit (OBU), maupun route ticket.
Sebelumnya, MLFF telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) non-APBN, pada Mei 2024, berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2024 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional. PT Roatex Indonesia Toll System (PT RITS) menjadi Badan Usaha Pelaksana (BUP) program MLFF setelah memenangkan tender sesuai dengan Surat Menteri PUPR Nomor: PB.02.01-Mn/132 tertanggal 27 Januari 2021. Kemudian, berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.16/2025, PT RITS kembali ditetapkan sebagai PSN pada tahun 2025.
PT RITS terus membuka ruang kolaborasi lebih luas bersama kementerian, penyedia teknologi, hingga sektor swasta lainnya, guna mengakselerasi penerapan MLFF secara menyeluruh dan bertahap di Indonesia. PT RITS juga berharap, adanya keberlanjutan dan kesiapan dari kementerian terkait sehingga akselerasi untuk implementasi MLFF ini dapat segera terwujud.