Jakarta, Business Asia – Bagi Aldes Nasution, menjadi anak seorang petani dari Desa Sikapas, Mandailing Natal di pelosok Sumatera Utara tak menghalanginya bermimpi besar. Mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan ini terbiasa membiayai kuliahnya sendiri dari usaha kecil-kecilan, sembari mengikuti berbagai lomba demi tambahan uang kos dan makan.
Kini, berkat program beasiswa RedDoorz Excellent Diploma (RED) Scholarship, Aldes berhasil melangkah lebih jauh, ia terpilih untuk mengikuti program magang hotel bintang lima di Hong Kong.
Seiring sektor pariwisata kembali menggeliat, kebutuhan akan tenaga kerja profesional di bidang perhotelan pun meningkat. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan bahwa jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata pada 2024 mencapai 25,01 juta orang, tumbuh 2,5 persen dibandingkan 24,41 juta orang pada 2023, seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan sepanjang 2023–2024.
Namun, di balik pertumbuhan tersebut, tantangan terbesar justru terletak pada ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan siap kerja, terutama dari kalangan muda yang memiliki keterbatasan akses pendidikan.
Menjawab tantangan tersebut, RedDoorz menghadirkan RED Scholarship, program beasiswa penuh bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu di empat kampus Politeknik Pariwisata: Medan, Palembang, Bali, dan Lombok.
Inisiatif RED Scholarship merupakan bagian dari kolaborasi RedDoorz dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sejak Juli 2024, dan akan berlangsung hingga 2027. Beasiswa ini mencakup biaya kuliah, biaya hidup, serta peluang magang di jaringan properti RedDoorz dan brand terkait.
“Dulu saya sempat ragu apakah bisa lanjut kuliah sampai selesai, karena gagal lebih dari 9 kali tes masuk perguruan tinggi dan kondisi ekonomi keluarga yang terbatas. Tapi dengan beasiswa ini, saya merasa jalan saya terbuka,” ujar Aldes.
“Sekarang saya bisa fokus belajar dan magang ke luar negeri, sesuatu yang dulu tidak pernah saya bayangkan. Saya juga punya impian besar untuk menjadi Menteri Pariwisata Republik Indonesia,” lanjutnya.
Devi Febriana, PR Manager RedDoorz, menyampaikan bahwa kisah seperti Aldes adalah alasan utama RedDoorz meluncurkan RED Scholarship. “Banyak mahasiswa Poltekpar punya potensi besar, tapi terbatas oleh kondisi ekonomi. Kami ingin mereka punya kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi pariwisata Indonesia.”
Dukungan juga datang dari pemerintah. Hariyanto, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif ini. “Kami mengapresiasi inisiatif RedDoorz, bukan hanya dalam Gerakan Wisata Bersih tetapi juga dalam mendukung pendidikan vokasi di bidang pariwisata. Investasi pada talenta muda seperti ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing industri pariwisata Indonesia ke depan. Kolaborasi antara dunia usaha dan institusi pendidikan adalah fondasi penting dalam mencetak SDM unggul yang siap bersaing di tingkat global,” ujar Hariyanto.
Hingga 2025, program ini telah menjangkau belasan mahasiswa dari berbagai jurusan, mulai dari Manajemen Akuntansi Hospitaliti hingga Usaha Perjalanan Wisata. Para penerima tidak diwajibkan bekerja di RedDoorz setelah lulus, namun diharapkan mampu membawa semangat dan ilmu yang mereka peroleh ke komunitas dan industri di daerah masing-masing.
Dengan semakin banyaknya talenta muda seperti Aldes yang mendapat akses pendidikan layak, RedDoorz percaya masa depan industri perhotelan Indonesia akan ditopang oleh generasi baru yang tangguh, berdaya saing, dan inklusif.