Jakarta, Businessinasia.id – Teknologi genomik berpotensi besar dalam merevolusi sistem dan infrastruktur kesehatan di Indonesia. Genomik umumnya diterapkan dalam bidang kedokteran dan bioteknologi yang mengarah pada berbagai perawatan, terapi, produk, dan teknologi baru.
Sayangnya teknologi genomik belum banyak diminati di Indonesia. Pengembangannya membutuhkan waktu relatif lama karena memerlukan kapital yang tidak sedikit untuk mulai membangun tanpa kepastian pendapatan.
Saat ini pengembangan teknologi genomik masih dipegang perusahaan besar dan konglomerasi, atau startup yang berbasis riset. Di Indonesia, startup yang mengembangkan teknologi genomik adalah Nusantics. Perusahaan genomik ini mengembangkan dan mengkomersialkan alat diagnostik terkait mikrobioma yang disesuaikan untuk populasi Indonesia dan Asia yang beragam.
Perusahaan rintisan ini didirikan pada 2019 oleh Sharlini Eriza Putri, Vincent Kurniawan, dan Revata Utama. Putri merupakan ahli kimia, Kurniawan ahli di bidang teknik industri, dan Utama merupakan lulusan ilmu biomedis dengan pengalaman di bidang teknologi genomik.
Meskipun memiliki keahlian yang berbeda, ketiganya memiliki keyakinan yang sama bahwa pemahaman atas ilmu hayati (life science) khususnya mikrobioma merupakan salah satu faktor penting dalam memberikan solusi berkelanjutan atas beragam permasalahan manusia. Mereka pun memutuskan untuk membangun bisnis yang mengaplikasikan mikrobioma dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengertian sederhana, mikrobioma merupakan ekosistem kompleks yang terdiri dari mikroorganisme seperti bakteri, virus, hingga jamur yang hidup di permukaan dan di dalam tubuh semua makhluk hidup, termasuk manusia. Setiap orang memiliki profil mikrobioma unik yang berperan penting dalam sistem imunitas mereka.
Berbekal pemahaman atas profil mikrobioma, Nusantics percaya bahwa hal tersebut dapat membantu konsumen untuk memilih produk yang paling tepat dan dibutuhkan oleh tubuh mereka. Analisis mikrobioma juga bisa membantu industri dan konsumen dalam mempertimbangkan dampak setiap keputusan mereka bagi kesehatan dan keberlangsungan alam.
Startup ini pertama kali memperkenalkan teknologinya ke industri kecantikan. Di labnya, Nusantics Hub, startup tersebut melakukan tes usap wajah bagi konsumen untuk menilai dan menilai keragaman mikrobioma kulit. Mereka juga menyediakan layanan konsultasi untuk perawatan keseimbangan mikrobioma kulit.
Menurut Nusantics, mikrobioma yang beragam dan seimbang sangat penting untuk kulit yang sehat. Memahami keseimbangan mikrobioma dapat menghasilkan pilihan yang tepat tentang produk perawatan kulit yang sesuai dengan kondisi fisik alami seseorang.
Revata Utama, Co-founder dan CTO Nusantics, mengatakan bahwa permasalahan kulit hanya sebagian dari berbagai aspek kehidupan yang solusinya dapat ditemukan oleh teknologi genomik dan mikrobioma.