Jakarta, Business Asia – Sampoerna University bekerja sama dengan Thunderbird School of Global Management, Arizona State University menggelar Public Lecturer yang menghadirkan Dr. Lawrence Abeln, Deputy Dean of Thunderbird Executive Education dan Clinical Professor of Global Management sebagai pembicara utama.
Acara ini sekaligus sebagai bagian dari pengenalan Program Magister yang menawarkan dua gelar Master, yaitu Magister of Business Administration (MBA) dan Master of Leadership and Management (MLM) yang baru saja diluncurkan.
Kuliah umum ini membahas berbagai tren global dan peran strategis kawasan ASEAN dalam menghadapi peluang dan tantangan ekonomi ke depan yang bertajuk “Shaping ASEAN’s Economic Future: Global Trends, Regional Resilience, & ESG Imperatives”.
Selain memaparkan strategi untuk memperkuat ketahanan regional dan daya saing kawasan, kegiatan ini turut dihadiri oleh akademisi dari sejumlah kampus di Jakarta serta para profesional dari berbagai perusahaan, sehingga menghadirkan pembahasan yang lebih komprehensif dan beragam sudut pandang.
Dr. Surya Danusaputro Liman, Wakil Rektor Bidang Akademik Sampoerna University menyatakan, “Kuliah umum ini menjadi refleksi penting bahwa masa depan ASEAN membutuhkan pemimpin-pemimpin yang mampu berpikir strategis, berlandaskan nilai-nilai keberlanjutan, dan adaptif terhadap perubahan. Kolaborasi kami dengan Thunderbird adalah wujud nyata komitmen kami dalam mencetak lulusan berdaya saing global yang tetap relevan secara lokal.”
Dalam paparannya, Dr. Abeln menguraikan tren utama yang diprediksi membentuk lanskap ekonomi hingga 2025, di antaranya ketegangan geopolitik, perang dagang, inflasi global, disrupsi media sosial, pesatnya adopsi teknologi, hingga meningkatnya tuntutan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Semua tren ini membawa dampak signifikan, tidak hanya bagi negara-negara maju, tetapi juga kawasan ASEAN.
“Saya percaya bahwa pendidikan adalah investasi untuk masa depan, dan sangat penting bagi pembangunan ekonomi ASEAN. Program ini kami rancang agar mahasiswa mendapatkan tiga hal, yaitu perspektif global, keterampilan praktis yang relevan untuk dunia kerja, dan paparan beragam topik dari manajemen hingga kepemimpinan strategis — semua untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia yang terus berubah,” ungkap Dr. Abeln.
Dr. Abeln menekankan bahwa meski menghadapi tantangan global yang sama, ASEAN memiliki keunggulan kompetitif, khususnya dari sisi demografi dan arus perdagangan. Berdasarkan data ASEAN Annual Report 2024, total populasi ASEAN saat ini mencapai lebih dari 680 juta jiwa dan tercatat sebagai ekonomi terbesar kelima di dunia dengan PDB kolektif sekitar USD 3,8 triliun.
Meskipun terdapat ketidakpastian global, ketahanan ekonomi di ASEAN terbukti tetap terjaga dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 4,5% pada tahun 2024 dan 4,7% pada tahun 2025.
Namun ASEAN harus tetap mempersiapkan diri menghadapi sejumlah risiko, seperti instabilitas geopolitik, volatilitas keuangan global, ketimpangan infrastruktur, hingga perubahan iklim.
Dr. Abeln menegaskan bahwa untuk menghadapi tantangan ini, kawasan ASEAN perlu memperkuat integrasi regional, mempercepat inovasi teknologi, mendorong kolaborasi dalam menghadapi perubahan iklim, serta meningkatkan ketahanan ekonominya secara berkelanjutan.
Pada aspek ESG, Dr. Abeln menyampaikan bahwa banyak perusahaan di Asia Pasifik termasuk ASEAN, telah lebih proaktif dalam mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam operasional dan tata kelola perusahaan mereka. Hal ini didorong oleh peningkatan kesadaran konsumen terhadap pentingnya keberlanjutan, serta kebutuhan untuk menjaga reputasi brand dan efisiensi biaya jangka panjang. Data WTW 2024 menyebutkan bahwa sebanyak 74% perusahaan di Asia Pasifik sudah memulai penerapan prinsip ESG dalam operasional mereka.
Di sisi lain, Dr. Abeln menegaskan bahwa ASEAN membutuhkan pemimpin masa depan yang berpola pikir digital dan global agar mampu beradaptasi cepat dan membawa kawasan ini tetap tangguh di tengah perubahan dunia.
Pada kesempatan yang sama, Sampoerna University juga memperkenalkan program Magister dua gelar hasil kolaborasi dengan Thunderbird School of Global Management – Arizona State University, yang baru saja diluncurkan.
Program ini menawarkan gelar Magister of Business Administration (MAB) dari Sampoerna University dan Master of Leadership and Management (MLM) dari Thunderbird, Arizona State University. Dengan kurikulum berstandar internasional, program ini dirancang untuk memperkuat wawasan manajerial, mengasah keterampilan kepemimpinan global, dan memperluas jejaring internasional para mahasiswanya.
“Kami berharap kuliah umum ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk berpikir lebih jauh, berani berinovasi, dan berkontribusi nyata dalam pembangunan negara hingga global di masa depan. Sampoerna University berkomitmen untuk mendukung mereka tumbuh menjadi pemimpin yang membawa perubahan positif dan berkelanjutan,” tutup Dr. Surya.