Jakarta, Business Asia – Mikroalga sedang menjadi topik hangat dunia. Bahkan produk turunanya secara cepat masuk ke dalam tren gaya hidup sehat, kecantikan, hingga inovasi energi terbarukan.
Pasar mikroalga global diproyeksikan tumbuh dari USD 13,7 miliar pada 2025 menjadi hampir USD 30 miliar pada 2035, dengan pertumbuhan rata-rata (CAGR) 8% (Future Market Insights). Angka ini menunjukkan besarnya perhatian dunia terhadap potensi mikroalga sebagai solusi masa depan.
Mikroalga berbeda dengan ganggang atau lumut kasat mata yang sudah biasa kita kenal dan lihat di permukaan air. Karakter mikroalga unik, yakni bersel tunggal berkembang biak membelah diri mirip bakteri dan berklorofil seperti tumbuhan. Mikrorganisme berwarna hijau ini bahkan dapat hidup di air tawar maupun laut, serta memiliki kemampuan fotosintesis yang sangat efisien. Ukurannya yang sangat kecil menjadikannya seperti mesin penyerap karbon dioksida dalam jumlah besar dibandingkan pohon.
Bahkan, makhluk ini dapat memproduksi biomassa bernilai tinggi yang bisa diolah menjadi makanan padat nutrisi (superfood), kosmetik (active ingredients), pakan (feed additives), pupuk (biostimulant) hingga energi terbarukan (biofuel).
Secara peran ekologi, mikroalga menyumbang lebih dari 50% oksigen di bumi, menjadikannya “paru-paru hijau” yang bahkan lebih besar kontribusinya daripada hutan hujan tropis. Di Indonesia, mikroalga dibudidayakan dalam kolam terbuka atau fotobioreaktor. Dalam beberapa hari saja, mikroalga tumbuh pesat dan dapat dipanen dengan jejak lingkungan yang sangat rendah. Proses ini semakin menarik karena tidak memerlukan lahan luas, sehingga menjadi solusi potensial di negara tropis dengan paparan sinar matahari melimpah.
Melihat potensi ini, Semen Merah Putih menggandeng Algaepark Indonesia Mandiri, perusahaan riset dan pengembangan industri mikroalga, untuk memanfaatkan teknologi ini di sektor industri konstruksi. Kolaborasi ini memperkuat upaya industri dalam mengintegrasikan teknologi mikroalga sebagai bagian dari solusi pengurangan jejak karbon di sektor konstruksi.
“Mikroalga adalah contoh nyata bagaimana solusi besar bisa lahir dari sesuatu yang sangat kecil. Dari kesehatan, pangan, hingga energi, mikroalga membuka begitu banyak kemungkinan. Melalui kolaborasi dengan Semen Merah Putih, kami ingin membawa penelitian ini ke level yang lebih aplikatif, terutama dalam mendukung industri yang berorientasi pada keberlanjutan,” ujar Muhammad Zusron, Direktur Utama PT Algaepark Indonesia Mandiri.
Sejalan dengan visi tersebut, Semen Merah Putih, yang selama ini dikenal sebagai pelopor inovasi di industri bahan bangunan, juga melihat potensi besar mikroalga.
“Kami percaya inovasi tidak hanya terbatas pada material konstruksi, tetapi juga pada bagaimana kita mendukung kehidupan yang lebih baik. Mikroalga adalah contoh nyata inovasi hijau yang memberi manfaat untuk semua,” ujar Nyiayu Chairunnikma, Head of Marketing Semen Merah Putih.
Sebagai bukti nyata, Semen Merah Putih menghadirkan MPTree, sebuah inovasi photobioreactor microalgae yang dirancang untuk membantu mengurangi emisi karbon. Saat ini, MPTree sedang dalam tahap finalisasi prototype, dan diharapkan dapat segera diuji coba dalam skala industri.
Teknologi ini menangkap CO₂ dan mengolahnya melalui proses alami mikroalga menjadi biomassa yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Kehadiran MPTree mempertegas komitmen perusahaan dalam menggabungkan inovasi hijau dengan misi menciptakan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
“Bagi kami, inovasi dan keberlanjutan adalah bagian dari DNA perusahaan. Kolaborasi ini membuka jalan baru untuk menghadirkan solusi yang relevan bagi masa depan konstruksi, sekaligus mendekatkan masyarakat pada gaya hidup yang lebih sadar lingkungan,” tambah Nyiayu.
Dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap makanan sehat, skincare alami, dan energi ramah lingkungan, mikroalga kini tidak hanya menjadi bahan riset ilmiah, tetapi juga ikon gaya hidup hijau masa depan. Dan melalui inovasi seperti MPTree, mikroalga kini punya peran baru: menjadi sahabat industri konstruksi dalam perjalanan menuju net zero emission.