Jakarta, Businessinasia.id – Lahir dalam keluarga akademisi, kecintaan Sharlini Eriza Putri terhadap ilmu pengetahuan tumbuh sedari dini, hingga kini ia telah berhasil menyandang gelar ilmuwan muda. Sharlini Eriza Putri, bersama beberapa rekan seperjuangannya, merintis perusahaan bernama Nusantics, kependekan dari Nusantara Genetics. Nusantics menjadi startup pertama yang bergerak di bidang bioteknologi genom di Indonesia.
Melalui Nursantics, Sharlini dan rekan-rekannya menciptakan sebuah inovasi baru, yaitu inovasi bioteknologi, khususnya dari riset microbiome dan riset diagnostik.
“Kemajuan bioteknologi yang namanya genomic mengajari kita untuk lebih sopan terhadap alam. Karena, ternyata setengah sel di badan kita bukan milik kita sendiri, melainkan milik microbiome (alias bakteri, virus, jamur, dan arkea). Ironisnya, kita membutuhkan microbiome. Makin banyak dan bervariasi microbiome di tubuh kita, imunitas kita semakin baik,” ungkap Sharlini.
Pada tahun 2021 lalu, Sharlini telah melahirkan inovasi yang dinamakan Saliva Gargle PCR, cara mengetes Covid-19 tanpa rasa sakit. Tak sampai disitu, Sharlini kembali melahirkan inovasi untuk mendukung penanggulangan pandemi Covid-19 pada saat itu, yakni berupa tes PCR melalui berkumur, atau yang dikenal dengan PUMU (PCR kUMUr).
Sharlini sempat mengungkapkan, awal mula niatnya merancang teknologi PUMU didasari salah satunya mengenai tingginya kasus Covid-19 pada anak-anak. Namun, terkadang anak-anak enggan untuk menjalani tes PCR karena proses mencolok hidung dan tenggorokan.
Bekerja sama dengan Biofarma, masyarakat bisa melakukan tes PCR tanpa mencolok hidung dan tenggorokan melalui Bio Saliva yang mendeteksi varian Covid-19 dengan akurat. Dalam PUMU juga terdapat VarScreen RxReady yang merupakan salah satu jenis PCR SGTF yang mampu mendeteksi SARS-CoV-2 hingga nilai cycle threshold (CT) hingga 40. Semua layanan tersebut dikumpulkan ke dalam satu vending machine yang bisa dijalankan oleh masyarakat secara mandiri. Tak hanya itu, Nusantics juga memiliki produk Biome Scan.
Dalam perjalanannya, di awal 2020 Nusantics telah meraih pendanaan tahap awal dari East Ventures. Lalu kurang dari setahun setelah itu, East Ventures kembali mengucurkan pendanaan Seri A untuk pengembangan alat deteksi Covid-19.
Penghargaan yang Diraih
Sharlini meraih gelar sarjana teknik kimia dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar Master di Imperial College London.
Dalam perjalanan kariernya, Sharlini Eriza Putri telah berhasil meraih 6 Gelar Kehormatan dan Penghargaan yaitu Indonesian Government Scholarship Award, Visiting Lecturer ITB 2013, 1st Winner of NCE Awards 2012, NCE Awards 2011 (1st Winner), BEST Awards Business Excellence through Speed and Teamwork, dan Best Student Awards.