Pembukaan kantor cabang di Australia ini merupakan langkah awal Privy untuk berekspansi ke luar Indonesia. Adanya kantor cabang pertama di Sydney yang merupakan pusat perdagangan dan bisnis di Australia juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan bisnis dan perdagangan menggunakan identitas digital dan tanda tangan elektronik tersertifikasi buatan anak bangsa.
Marshall Pribadi, CEO Privy mengatakan, “Identitas digital terpercaya dan tanda tangan elektronik tersertifikasi adalah infrastruktur dasar perdagangan di dunia digital. Semoga ekspansi pertama kami ke Australia ini menjadi awalan agar Privy dapat memfasilitasi perdagangan elektronik di seluruh dunia.”
Acara peresmian tersebut turut dihadiri oleh Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono, Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne, Kuncoro Giri Waseso, Konsul Jenderal Indonesia di Sydney, Vedi Kurnia Buana dan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono, Tim Stapleton, Minister-Counselor Kedutaan Besar Australia di Jakarta, H.E. Siswo Pramono, duta besar RI di Canberra, Haris Setiawan, Atase Perdagangan yang dari tahun 2018 sudah mendukung Privy untuk masuk pasar Australia, serta perwakilan dari Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA).
Marshall pun menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Perdagangan kepada Privy. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan perhatian Bapak Menteri Perdagangan kepada karya anak bangsa. Kami berharap usaha ini dapat lebih berkembang lagi ke depannya,” kata Marshall.
Sementara itu, Zulkifli Hasan berharap Indonesia dapat dikenal sebagai eksportir jasa berteknologi tinggi. Pasalnya di masa mendatang, jasa berteknologi tinggi akan sangat berperan memfasilitasi kegiatan bisnis dan perdagangan. “Melalui Privy, Indonesia tidak hanya dapat dikenal sebagai eksportir komoditas, tetapi juga sebagai pengekspor jasa berteknologi tinggi. Peresmian kantor pertama Privy di luar negeri pada hari ini merupakan kisah sukses ekspor jasa Indonesia ke Australia. Sydney memiliki ekonomi terbesar di Australia dan merupakan hub yang terintegrasi erat dengan ekonomi global.” ujar Zulkifli.
Kementerian Perdagangan sudah lama mendukung Privy melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA) dengan program Katalis. Katalis ialah program pengembangan perdagangan dan investasi unik yang didukung pemerintah untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Australia.
Kementerian Perdagangan juga mendukung penggunaan tanda tangan elektronik melalui Peraturan Pemerintah No 80 tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, di mana transaksi PMSE dapat dijadikan bukti yang autentik jika menggunakan tanda tangan elektronik tersertifikasi melalui PSrE sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Saat ini Privy menjadi salah satu perusahaan penyedia sertifikat elektronik (PSrE) di Tanah Air dengan 40 juta pengguna terverifikasi. “Sydney menjadi kota yang tepat bagi Privy untuk mendirikan cabang mengingat penggunanya bahkan lebih besar dari seluruh penduduk Australia yang berjumlah 26 juta jiwa,” imbuh Zulkifli.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan demo penandatanganan sejumlah nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Privy dengan sejumlah perusahaan yang dilakukan dengan tanda tangan digital Privy. Penandatanganan dilakukan bersama Sony Trading, PT Rusky Aero, Ozimex International, Eastern Cross Trading, PT Pulau Sambu, Oishi International Trading, Inastra, Aexi, dan Impor United.
Privy adalah perusahaan rintisan penyedia kepercayaan digital terkemuka dan perusahaan Indonesia pertama yang bergabung dengan FIDO Alliance atau Asosiasi Industri Internasional dengan misi untuk menciptakan standar otentikasi global yang aman dan ramah pengguna.
Privy terdaftar di Forbes Asia 100 to Watch 2021 dan memiliki izin sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik berinduk dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Menurut data yang dilaporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika oleh Otoritas Sertifikat Indonesia, sekitar 80% sertifikat digital yang baru diterbitkan pada tahun 2020 dikeluarkan oleh Privy.