Jakarta, Business Asia – Green Sedayu Mall belum lama ini baru merayakan Ulang Tahun yang ke-5 kiprahnya di industri pusat belanja di tanah air. Meski masih berusia muda, namun pusat belanja satu ini sudah menjadi tempat wisata belanja favorit bagi masyarakat luas di seputaran kawasan Cengkareng, Taman Palem dan sekitarnya.
Di tengah kondisi perlambatan ekonomi saat ini dimana cukup banyak pusat belanja di Jakarta yang kekurangan pengunjung, namun Green Sedayu Mall tetap ramai dikunjungi para pengunjung setianya baik di momen week days, terlebih lagi di saat weekend.
Guna mengetahui lebih jauh bagaimana pusat belanja satu ini bisa tetap bisa menarik banyak customer, meski kondisi ekonomi nasional saat ini masih terus kurang kondusif, Business Asia mewawancarai khusus GM Operation Mall Green Sedayu Mall – Stephanus Adrianta di sela-sela momen Peringatan Ultah ke 5 Green Sedayu Mall di Jakarta beberapa waktu lalu.
Mohon dijelaskan bagaimana kiat-kiat Green Sedayu Mall untuk bisa tetap eksis saat ini ditengah kondisi perekonomian nasional kurang kondusif?
Kita sebagai pengelola di dalam bisnis unit ritel harus memahami market kita siapa? Seperti apa kondisinya? Dan market ini terus senantiasa selalu berubah dalam waktu singkat, dalam waktu menengah dan dalam waktu panjang, dan perubahan ini sangat tidak bisa diprediksi, tapi bukan berarti tidak bisa dipahami.
Memprediksi memang tidak mudah, tetapi bereaksi terhadap kondisi yang terjadi, itu bisa lebih mudah. Kita bukan punya wangsit, atau peramal yang bisa memprediksi bahwa kondisi pasti bakal seperti ini, Akan tetapi yang coba kita laksanakan adalah mencoba memahami, mengerti, dan mengenali dinamika pasar yang terjadi
Siapa pasar kita? Bagaimana kondisi mereka? Dan itu butuh sesuatu yang menurut saya no 1-nya adalah empati. Empati dalam hal ini, bukan hanya kita untuk ke-satu sama lain secara personal, tetapi juga empati secara profesional. Yaitu bagaimana kita memberikan apa yang dibutuhkan oleh pasar.
Dalam kondisi saat ini di tengah situasi ekonomi yang ada, kita harus mengetahui apa yang membuat orang belanja di kita? Ketika mal kita relatif tidak besar, sementara banyak mal lain yang memiliki keunggulan lebih secara luasan, keunggulan secara jenis variasi tenant, maka disini kita harus menjadi lebih kreatif.
Kita memberikan apa yang menjadi pin point-nya pasar. Disini kita memahami bahwa customer kita butuh insentif saat berbelanja di mal kita. Oleh karena itu, berbagai promo, hadiah, dan kemudahan berbelanja dalam rangka kita memberikan the best customer experience di Green Sedayu Mall, adalah cara kita untuk mendapatkan perhatian itu. Itu yang dinamakan empati.
Green Sedayu Mall resmi dibuka di tengah situasi pandemi Covid-19, bukankah ini suatu kendala tersendiri?
Justru salah satu challenge-nya di sini adalah bukan keberanian kita membuka mal pada saat Covid, tapi lebih ke arah, kita melihat ketika developer lain/unit-unit lain menarik rem darurat pada waktu itu, maka jujur sebenarnya itu adalah suatu kesempatan bagi kita untuk bisa hadir tanpa adanya kompetisi. Jadinya sendirian. Kita solo. Maka dengan begitu, mudah sekali (kiprah) kita terlihat (oleh orang). Kalau kita men-delay pembukaan mal kita, sampai ke kondisi ketika mal-mal yang lain juga pada buka semua, maka apa bedanya? Kan tidak ada bedanya? Jad diferensiasi terhadap pasar yang ada itu sangat penting.
Bagaimana Green Sedayu Mall menyiasati kondisi pasar yang tengah menurun karena kondisi perlambatan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir ini?
Kita percaya bahwa setiap kesulitan itu pasti menghadirkan kesempatan. Bahwa setiap kondisi itu ada opportunity-nya. Oleh karena itu kita mencoba untuk memberikan sebuah kreasi dari kita, bagaimana kita bereaksi terhadap kondisi yang ada.
Sekali lagi kita bukan peramal, tapi kita mempelajari, menganalisa, dan mereaksikan diri, bahwa oke, kalau kondisinya begini, maka kita lebih baik melakukan strategi begini, karena pasar yang ada itu bergerak. Dengan daya beli pasar menurun, maka kita melakukan (istilah Bahasa Jawa-nya) mungkin mengecer. Kita tidak bisa berjualan dengan cara yang sama seperti di saat kondisi ekonomi yang sedang baik-baik saja, karena ketika terjadi perlambatan ekonomi, dengan pola belanja yang tetap ada, orang tetap mau belanja, maka kita harus beradaptasi dengan cara atau gaya belanja-nya yang berbeda. Kita harus bisa menyesuaikan dengan metode mereka belanja saat ini, misalnya dahulunya mereka sekali beli bisa selusin, namun mungkin saat ini mereka belinya hanya satu demi satu.
Bisa diceritakan bagaimana strategi GSM untuk bisa struggle di tengah kondisi sulit, guna meraih pencapaian kesuksesan seperti sekarang?
Inovasi. Pastinya, kunci sebuah usaha untuk bisa berhasil, atau untuk bisa bertahan saja dahulu, maka kita butuh inovasi. Satu-satunya cara untuk menyadari kegagalan adalah kalau kita tidak berbuat apa apa. Jadi dengan terus ber-inovasi, maka itu satu-satunya cara untuk kita bisa survive dan bertahan hidup.
Kita harus bisa survive dahulu, kemudian nantinya kita akan menuju ke arah sukses, tentu saja sebagai tujuan akhirnya. Tapi semua orang yang sukses adalah bukan dalam waktu semalam, bukan sehari, juga bukan setahun. Tapi sukses adalah sebuah realita, dimana setiap harinya kita menjadi lebih baik sedikit demi sedikit dengan game point-nya nantinya adalah sebuah kesuksesan.
Sukses adalah apa yang kita lakukan setiap harinya untuk menjaga agar kesuksesan itu terus hadir, sedikit demi sedikit, tapi terus bertumbuh, karena tidak ada sesuatu itu yang langsung besar, atau tidak ada kesuksesan yang langsung secara instan.
Di dalam menjalankan bisnis mal ini, kita cara memandangnya adalah, bahwa pada intinya kita semua adalah manusia, bahwa tenant adalah manusia, pengunjung adalah manusia, pengelola adalah manusia, dan manajemen adalah juga manusia. Dan unit yang paling dekat dan paling kuat hubungannya antar manusia itu adalah keluarga. Karena itu kita menganggap, bahwa semua tenant itu sebenarnya adalah keluarga kita. Maka dengan menganggapnya sebagai keluarga, maka kita ingin semua tenant kita sukses. Karena tidak ada keluarga yang ingin anggota keluarganya tidak berhasil. Semuanya pasti ingin keluarganya berhasil.
Ini merupakan work in progress, kesehariannya kita adalah grow every day secara bersama-sama untuk menjadi lebih baik. Sedikit demi sedikit, kita terus menuju ke arah yang tepat.
Apakah kita sudah sampai disana (kesuksesan)? Bukan kita yang untuk menilainya sendiri. Lebih baik penilaian diserahkan kepada pasar, tenant dan juga khalayak yang akan menilai (kesuksesan) itu.
Para tenant kami sangat mendukung dan sangat mau bekerja sama untuk membuat mal ini menjadi lebih baik. Jujur menurut kami, strongly believe bahwa dalam manajerial, dalam business unit seperti ritel ini, konsep seperti ini adalah cara kami, atau jalan Ninja kami, bagaimana kami bisa maju bersama di tengah tantangan yang ada.
Kita sudah menciptakan customer base atau loyalty customer yang membuat mereka (customer) memang nyaman ke sini. Kunci sukses kita adalah empati, yaitu bagaimana kita membuat sebuah mal dengan program-program marketing-nya berbasis empati. Empati ini adalah, bagaimana kita mencari tahu apa sih yang dibutuhkan oleh customer di sekitar mal kita ini? Kalau kita lihat di sekitar Cengkareng dan Taman Palem belum ada mal yang selevel seperti Green Sedayu Mall. Dan itulah yang dibutuhkan teman-teman (masyarakat) di sekitar sini. Kta hadir sebagai wujud jawaban atas kebutuhan itu.
Bagaimana rencana pengembangan ke depan Green Sedayu Mall?
Kita tentu saja seiring dengan pertumbuhan usia kita yang menjadi lebih dewasa, maka nanti variasi tenant-nya akan kita terus sesuaikan dengan kebutuhan pasar yang juga bergerak.
Pengembangan ke depannya adalah nomor satu, kita harus melakukan menambah variasi dan kelengkapan jenis tenant supaya semakin menarik, sehingga semua orang dalam keluarga, baik anak kecilnya, remajanya, ibu-ayahnya, bahkan oma-opa-nya, bisa mengalami waktu terbaik di Green Sedayu Mall.
Kemudian nomor dua, kita memberikan benefit ataupun promosi-promosi yang membuat customer experience menjadi lebih baik.
Dan yang nomor tiga, tentu saja kita tetap menjaga kualitas pelayanan kita dalam standar yang sudah kita tentukan untuk (again) bisa memberikan customer experience yang terbaik.*
Stephanus Adrianta lahir di Surabaya 42 tahun yang lalu. Pak Adrian, begitu ia biasa disapa adalah lulusan Universitas Kristen Petra Surabaya, Jurusan Arsitektur. Adrianta adalah seorang profesional di bidang konsultan desain arsitek dan interior.
Green Sedayu Mall adalah proyek mal (pusat belanja) yang pertama kali Adrian pegang. Sebelumnya Adrian turut membidangi kesuksesan di proyek Pantjoran Urban Park PIK dari Agung Sedayu Group.
Adrian mempunyai filosofi hidup tersendiri. “Kreativitas untuk selalu menjadi yang terbaik,” demikian jelas pria yang punya hobi olahraga sepak bola dan basket ini saat menutup perbincangan dengan Business Asia.










