Jakarta, Business Asia – Sebuah karya seni yang dibuat menggunakan tinta akrilik, tinta hitam musou, warna-warni dan daun emas di atas linen, seniman berusia 32 tahun asal Bukittinggi ini mengungkapkan bagaimana upaya individu modern dalam mencapai cita-cita yang dibentuk oleh beragam tokoh, ide, dan ideologi.
Hendra Gunawan, President Director, UOB Indonesia, mengatakan, “Selamat kepada Yakin atas prestasinya meraih penghargaan tertinggi dalam UOB POY ke-14 di Indonesia. Perkembangan beliau sebagai seniman selama kompetisi ini merupakan bukti komitmen dan dedikasi UOB Indonesia dalam bidang seni dengan memupuk kreativitas dan mengembangkan bakat artistik.”
“Seni Indonesia dan Asia Tenggara memiliki tempat unik dalam mencerminkan sejarah, budaya, dan aspirasi kita bersama. UOB Indonesia banggadapat mendukung komunitasseni yang berkembang diwilayah ini, menyediakan platform bagi seniman pendatang baru dan profesional untuk menceritakan kisah mereka, menginspirasi orang lain, dan berkontribusi terhadap masa depan seni yang cerah. Kami senang melihat peningkatan kualitas dan kuantitas karya yang diikutsertakan dalam kompetisi UOB POY setiap tahunnya. Karya-karya luar biasa para seniman ini telah menjadikan kompetisi tahun ini sebagai selebrasi atas bakat seni dan inovasi, dan kami berharap dapat menyaksikan kontribusi berkelanjutan mereka sepanjang karier seni mereka,” lanjutnya.
Yakin mengatakan, “Karya seni saya menekankan perjalanan menemukan identitas pribadi seseorang yang jarang sepenuhnya autentik, karena merupakan gambaran versi ideal dari pengaruh yang kolektif. Dengan berbagai arus informasi dan ide yang terus mengalir,identitas kita menjadi mozaik dari orang-orang yang kita kagumi,pelajaran yang kita lalui, dan dunia di sekitar kita. Melalui karya seni ini, saya berharap dapat mendorong publik untuk menerima kompleksitas pertumbuhan diri mereka, bahwa kepribadian seseorang akan melalui proses berkembang yang dibentuk oleh orang-orang di sekitar kita dan dunia yang kita jalani.”
Panel juri UOB POY (Indonesia) ke-14 terdiri dari Melati Suryodarmo, Ketua Juri dan artis pertunjukan;Dr Agung Hujatnika, kurator seni independen dan pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung; dan Bapak Heri Pemad, pendiri Art Jog, Artina dan Art Bali.
Mengomentari karya seni pemenang, Melati mengatakan, “Yakin menggabungkan pengalaman pribadinya dengan refleksi mengenai perkembangan dunia saat ini, menciptakan komposisi pengetahuan dan wawasan yang seimbang. Kemajuannya sebagai seorang seniman terlihat jelas, mulai dari memenangkan UOB Most Promising Artist of the Year 2019 hingga kini mendapatkan gelar pemenang UOB POY 2024. Ia juga menunjukkan kemampuannya bereksperimen dengan media yang berbeda, meningkatkan kompleksitas dan kekayaan karya seninya. Kemampuannya dalam memadukan beragam referensi dalam karyanya membuat para juri memilih dia sebagai pemenang tahun ini.”
Sebagai pemenang utama kompetisi UOB POY (Indonesia) ke-14,Yakin akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 250 juta. Karya seninya akan bersaing dengan karya pemenang dari Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam dalam UOB Southeast Asian POY Award, yang akan diumumkan pada 13 November 2024 di Singapura. Yakin juga berkesempatan untuk mengambil bagian dalam program residensi di luar negeri yang disponsori oleh UOB.
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia mengatakan, “Kompetisi UOB POY telah memberikan kontribusi dalam mempererat hubungan antar negara di kawasan Asia Tenggara.Melalui ajang ini, kita dapat melihat bagaimana seni menjadi bahasa universal yang melampaui batas-batas negara, geografi,dan budaya. Saya ingin mengucapkan selamat kepada para pemenang dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan UOB POY. Kami berharap karya-karya pemenang dapat menginspirasi untuk lebih menghargai keindahan dan kekayaan budaya kita, serta mendorong kita untuk terus berinovasi dan berkarya demi kemajuan seni Indonesia.”
Pada kategori Emerging Artist, Bawana Helga Firmansyah, seniman berusia 21 tahun asal Jawa Barat, meraih penghargaan 2024 UOB Most Promising Artist of the Year (Indonesia) atas lukisannya yang berjudul “Catatan Belakang (Backnote)”. Karya tersebut dengan cerdas mengangkat persoalan feodalisme yang masih membekas dalam struktur sosial Indonesia. Melalui Kolase buku yang dibubuhi gambar arang dan pastel, Helga menggali kembali dokumentasi sejarah yang kerap terjebak dalam romantisme revolusi kemerdekaan. Karya ini berbicara secara tidak langsung mengenai hubungan kompleks antara kolonialisme, feodalisme, dan militerisme.
UOB Indonesia akan memamerkan 49 karya seni finalis kompetisi UOB POY (Indonesia)ke- 14, termasuk delapan karya pemenang di Gedung A.A. Maramis, Jakarta, Gedung A, lantai 2. Pameran Dibuka untuk umum setiap hari pada mulai 17 – 27 Oktober 2024.Jam buka pada tanggal 17 – 26 Oktober adalah pukul 10.00 hingga 21.00, dan 27 Oktober 2024 mulai pukul 10.00 hingga 20.00.