Businessasia.co.id – PT United Tractors Tbk (“Perseroan” atau “UT”) menyampaikan Paparan Publik secara daring dalam rangkaian acara Public Expose Live 2025 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menyampaikan inisiatif pengembangan bisnis, kinerja keuangan pada semester pertama tahun 2025, kinerja operasional hingga bulan Juli 2025, serta tanggung jawab sosial Perseroan. Acara ini turut dihadiri oleh jajaran Direksi Perseroan yaitu Frans Kesuma, Loudy Irwanto Ellias, Ari Sutrisno, Iwan Hadiantoro, Idot Supriadi, Vilihati Surya, Widjaja Kartika, Hendra Hutahean, serta Sekretaris Perseroan, Sara K. Loebis.
“Secara umum, kinerja Perseroan hingga pertengahan tahun 2025 berjalan cukup baik dan sejalan dengan rencana. Di tengah kondisi bisnis yang dinamis serta tekanan pada harga batu bara, Perseroan tetap mampu mempertahankan neraca keuangan yang solid. Hal ini memberikan ruang bagi kami untuk terus menjajaki peluang investasi, sekaligus melanjutkan diversifikasi portofolio di masa mendatang. Dengan fondasi tersebut, kami optimis Perseroan dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun 2026 dan seterusnya,” ujar Presiden Direktur UT, Frans Kesuma.
Perseroan memiliki lima segmen usaha. Segmen pertama adalah Mesin Konstruksi, yang bergerak di bidang distribusi alat berat dan layanan purna jual. Segmen kedua adalah Kontraktor Penambangan, yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara. Segmen ketiga adalah Pertambangan, terdiri dari Pertambangan Batu Bara dengan holding company PT Tuah Turangga Agung, Pertambangan Emas melalui PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Jutaraya serta Bisnis Nikel yang dijalankan oleh PT Stargate Pasific Resources dan investasi pada Nickel Industries Limited (NIC). Segmen keempat adalah Segmen Lainnya yang terdiri dari bisnis Energi di bidang pembangkit listrik melalui PT Energia Prima Nusantara dan Industri Konstruksi yang dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk.
Kinerja Keuangan Perseroan
Pada semester pertama tahun 2025, Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp68,5 triliun atau naik sebesar 6% dari Rp64,5 triliun pada periode yang sama di tahun 2024. Pendapatan bersih tersebut terutama berasal dari:
Rp26,1 triliun dari segmen Kontraktor Penambangan, 7% lebih rendah dari semester pertama 2024.
Rp20,9 triliun dari segmen Mesin Konstruksi, 34% lebih tinggi dari semester pertama tahun 2024.
Rp13,4 triliun dari segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi, 14% lebih rendah dari semester pertama tahun 2024.
Rp7,0 triliun dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya, 60% lebih tinggi dari semester pertama tahun 2024.
Laba bersih Perseroan turun 15% menjadi Rp8,1 triliun, disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen Kontraktor Penambangan yang terkendala curah hujan tinggi dan segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi akibat harga jual batu bara yang lebih rendah. Namun demikian sebagian dapat diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya serta segmen Mesin Konstruksi.
Ringkasan kinerja konsolidasi Perseroan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di Indonesia. Kinerja bisnis ini di semester pertama 2025 terdampak oleh pencatatan penurunan nilai terkait dua proyek RKEF lama milik NIC di kuartal terakhir tahun 2024.
Peristiwa Penting
Pada bulan Juni 2025, Perseroan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) menyelesaikan akuisisi tambahan 30,6% saham di Supreme Energy Sriwijaya (SES) senilai USD30,8 juta, sehingga meningkatkan total kepemilikan di SES menjadi 80,2%. SES adalah pemegang 25,2% saham di Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), yang memiliki proyek panas bumi yang beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas terpasang 91,2 MW. Setelah transaksi ini, total kepemilikan saham langsung dan tidak langsung Perseroan di SERD adalah 40,4%.