Dalam forum tersebut, Niki Luhur, Founder and Group CEO VIDA, menekankan bahwa kehadiran teknologi AI menuntut cara baru dalam membangun kepercayaan digital. “AI bisa menciptakan ‘realitas palsu’ yang semakin sulit dibedakan, identitas digital yang tervalidasi menjadi fondasi kepercayaan baru. VIDA hadir untuk membangun trust by design, mulai dari identitas hingga transaksi, memastikan setiap interaksi digital aman dan terpercaya dari ancaman AI,” ujar Niki.
Transformasi digital di bidang kesehatan kini menjadi prioritas global. Berdasarkan data WHO (2023), lebih dari 60 persen negara telah mengintegrasikan strategi digitalisasi layanan kesehatan ke dalam kebijakan nasional. Di Indonesia, upaya integrasi data pasien secara real-time tengah berjalan seiring agenda digitalisasi layanan publik. Namun, setiap kemajuan digital juga membuka potensi risiko baru terhadap penyalahgunaan data dan identitas pribadi.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK, 2024) mencatat kerugian akibat penipuan berbasis sosial dan OTP mencapai lebih dari Rp 2,5 triliun, sementara VIDA Fraud Intelligence Report 2025 menunjukkan bahwa 97 persen organisasi di Indonesia pernah menjadi target social engineering. Di era AI-powered phishing, mekanisme OTP yang dirancang tiga dekade lalu kian rentan disusupi.
Fenomena ini menandai munculnya bentuk kejahatan baru: generative fraud, ketika teknologi AI digunakan untuk menciptakan identitas atau dokumen palsu yang sulit dibedakan dari aslinya. Kasus deepfake di Asia Pasifik bahkan meningkat 1.550 persen dalam dua tahun terakhir (2022–2023), dengan modus seperti voice cloning dan video impersonation yang dapat menyamar sebagai tenaga medis atau pejabat untuk mengakses sistem kesehatan.
Di tengah situasi itu, VIDA hadir sebagai mitra strategis kepercayaan digital (digital trust enabler) yang memastikan hanya individu berwenang yang dapat mengakses data medis yang benar, kapan pun dan di mana pun.
Victor Indajang, Chief Operating Officer, VIDA, menjelaskan, “VIDA memosisikan digital signature bukan hanya sebagai alat kepatuhan, tetapi sebagai infrastruktur kepercayaan yang mendukung berbagai lintas industri, termasuk sektor kesehatan, menjamin identitas, otorisasi, dan audit trail di seluruh ekosistem digital, mulai dari pendaftaran pasien di rumah sakit hingga persetujuan tindakan medis atau klaim asuransi. Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan proses yang lebih cepat, akurat, dan bebas fraud, guna memperkuat kepercayaan publik pada transformasi digital.”
Ahmad Taufik, SVP Product and Certificate Authority VIDA, menambahkan, “Bagaimana AI, di satu sisi, mendorong inovasi, namun di sisi lain juga membuka celah baru untuk penipuan. Dengan solusi seperti Deepfake Shield dan Fraud Scanner, kami tidak hanya mendeteksi manipulasi visual dan audio berbasis AI, tetapi juga secara proaktif melindungi lembaga finansial dan sektor kesehatan.”
VIDA aktif bekerja sama dengan Kominfo, OJK, Bank Indonesia, dan industri perbankan, fintech, kesehatan dan lainnya untuk membangun kerangka kerja kepercayaan digital nasional. Kolaborasi ini berarti membentuk Digital Trust Layer yang memastikan semua akses dan pertukaran data antar sistem agar berjalan aman dan terverifikasi.










