Jakarta, Businessinasia.id – Muhammad Nurhuda adalah seorang dosen dan peneliti di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Nurhuda telah membuat beberapa penemuan, salah satunya adalah kompor biomassa yang diberi nama Kompor Biomassa UB. Hadir sebagai salah satu inovator dalam acara Seminar Nasional Hari Kreativitas dan Inovasi Sedunia 2023 yang diadakan oleh Asosiasi Daya Riset dan Inovasi Nasional (DRIN) pada 20 Mei 2023, Nurhuda menjelaskan bagaimana dirinya membuat inovasi kompor biomassa tersebut. Saat peralihan kompor minyak tanah ke LPG, banyak ledakan terjadi dimana-mana .
Pada awal pengembangannya, inovasi kompor biomassa diterima dengan sangat baik oleh masyarakat, disamping karena minyak tanah yang sudah langka, ketakutan akan bahaya ledakan menjadikan masyarakat memilih kompor biomassa yang jauh lebih aman.
Ide awal kompor biomassa muncul saat Nurhuda menyaksikan inovasi kompor biji jarak Prof. Ada pertanyaan yang muncul di kepalanya saat itu, kenapa kok tidak mengunakan bahan bakar biomassa yang kesediannya melimpah di alam? Dari sini, akhirnya Nurhuda mengembangkan kompor berbahan bakar biomassa.
Prototipe awal kompor tersebut menggunakan kipas angin yang digerakkan listrik PLN. Namun uji coba terbatas kompor dengan kipas angin tersebut tidak sukses. Pada awal tahun 2009 ujicoba kompor tanpa bantuan kipas angin berhasil. Kompor biomassa UB-02 ini merupakan kompor gasifikasi.
Secara ringkas, ide dasar dari kompor ini adalah, bahan bakar biomassa padat yang ada di tabung pembakaran dibakar dengan pasokan oksigen terbatas, sehingga menghasilkan asap. Asap ini kemudian dibakar sekali lagi dengan menggunakan pasokan udara sekunder sehingga diperoleh nyala api yang jauh lebih bersih ketimbang pembakaran langsung.
Dalam prakteknya, penggunaan udara luar secara langsung ke ruang pembakaran menghadirkan banyak masalah, diantaranya nyala api yang tidak stabil, serta badan kompor yang cepat sekali menjadi panas. Nurhuda kemudian meng-inovasikan pembakaran dengan konsep pre-heating, dimana udara yang digunakan untuk membakar asap, mendapatkan pemanasan pendahuluan dari panas tabung pembakaran.
Inovasi ini, disamping berhasil menjadikan nyala api lebih stabil, juga meningkatkan efisiensi serta menjadikan badan kompor tidak menjadi sangat panas. Pada pengembangan selanjutnya, berdasarkan masukan dari masyarakat yang menginginkan nyala api kompor lebih lama, dikembangkan kompor biomassa UB-03.
Tabung pembakaran kompor biomassa UB-03 ini dibuat 2 kali lebih besar dari tabung pembakaran kompor biomassa UB-02. Seperti kompor biomassa UB-02, kompor biomassa menggunakan konsep gasifikasi dan pre-heating. Namun bentuk tabung pembakaran yang lebih besar menjadikan nyala api menjadi sulit dikontrol.
Tantangan ini kemudian diselesaikan melalui modifikasi bentuk tabung yang semula silinder lurus menjadi mirip gentong, dengan bagian atas lebih kecil dari bagian bawahnya. Peralihan penampang tabung besar di bagian bawah menjadi lebih kecil di bagian atas dilakukan dengan menambahkan sisi miring, dimana pada sisi miring tersebut terdapat lubang-lubang untuk pembakaran asap. Penempatan lubang-lubang pembakaran seperti diatas menjadikan pencampuran asap gasifikasi dan udara sekunder berlangsung turbulen. Pada perkembangan selanjutnya, Nurhuda mengembangkan tabung pembakaran yang spesifik untuk bahan bakar butiran seperti pellet biomassa, cangkang sawit, kulit kemiri dan lain-lain.
Bila pengguna ingin mengganti bahan bakar kayu dengan bahan bakar butiran seperti pellet biomassa, pengguna cukup menukar tabung pembakar kompor saja, tanpa membeli kompor yang baru. Selain kompor biomassa dengan aliran udara alami seperti diatas, Nurhuda juga mengembangkan kompor dengan aliran udara paksa atau forced draft biomass stove.
Kompor aliran udara paksa ini diberi nama Kompor Vortex UB. Bahan bakar kompor vortex UB adalah pellet biomassa, kulit kemiri, cangkang sawit serta bahan bakar granular yang lain. Berbagai test yang dilakukan terhadap kompor biomassa UB menunjukkan bahwa kompor biomassa UB sangat efisien dalam penggunaan bahan bakar disamping relatif bersih.
Serangkaian test yang dilakukan jurusan Teknik Fisika UGM pada tahun 2010 menunjukkan kompor biomassa UB-02 dan UB-03 paling efisien, juga lebih bersih dibandingkan dengan berbagai tungku lain yang didatangkan dari seluruh wilayah Indonesia. Test mengunakan water boiling method di Kamboja yang diminta Differ AG Norwegia, menunjukkan kompor biomassa UB-03 lebih superior dibandingkan dengan 3 kompor pesaingnya produksi negara lain. Namun pada tahun 2017 kerjasama dengan Differ AG, Norwegia terpaksa berakhir, karena masalah manajemen internal yang terjadi di Differ AG.
Manfaat dan Kendala Kompor dalam implementasi komor Biomassa UB Dalam implementasinya, banyak kendala yang dihadapi. Kompor biomassa UB adalah kompor gasifikasi yang cara penggunaannya berbeda dengan tungku biasa. Untuk kompor UB yang berbahan bakar potongan kayu, ada syarat bahwa bahan bakar harus tersusun secara rapat. Jika terdapat banyak rongga-rongga di ruang bakar, atau kayu tidak disusun secara benar, maka pembakaran tidak akan bersih bersih, bahkan berasap. Ini kontradiktif dengan tujuan awal menciptakan kompor gasifikasi yang bersih.