Kamis, 17 Juli 2025
E-MAGAZINE
Business Asia
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
No Result
View All Result
Business Asia
No Result
View All Result
Home Business

PEFINDO dan S&P Global Ratings Menggelar Seminar Annual Indonesia Credit Spotlight ke-3

7 Mei 2025
in Business
PEFINDO dan S&P Global Ratings Menggelar Seminar Annual Indonesia Credit Spotlight ke-3
0
SHARES
8
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Businessasia.co.id – PEFINDO, lembaga pemeringkat kredit pertama dan terbesar di
Indonesia, bersama dengan S&P Global Ratings, lembaga pemeringkat kredit independen terkemuka di dunia, menyelenggarakan seminar Annual Indonesia Credit Spotlight yang ketiga
di Jakarta.

Seminar yang bertajuk “Menyeimbangkan Tantangan Jangka Pendek dengan Tujuan
Kebijakan Jangka Panjang” ini menghadirkan 2 (dua) tamu kehormatan, yaitu Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Prof. Suahasil Nazara yang memberikan Pidato Kunci serta Managing Director Finance Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Arief Budiman pada sesi eksklusif Fireside Chat yang membahas mengenai Danantara.

Selain itu, seminar juga diisi oleh Economist dan Sovereign Analyst dari S&P Global Rating yang membahas mengenai perkembangan kebijakan ekonomi pemerintah dalam menghadapi tantangan jangka pendek dan meraih tujuan jangka panjang, serta tren kredit utama yang akan membentuk masa depan keuangan Indonesia.

Seminar yang diadakan di Hotel Pullman Jakarta ini diawali dengan kata sambutan dari Direktur Utama PEFINDO, Irmawati Amran.

Acara dilanjutkan dengan Pidato Kunci (Keynote Speech) dari Wakil Menteri Keuangan RI, Prof. Suahasil Nazara, serta dilanjutkan dengan presentasi dan sesi panel dengan narasumber dari S&P Global Ratings yang membahas mengenai outlook makroekonomi dan pandangan terkait peringkat Sovereign Indonesia. Sesi selanjutnya yang mengulas terkait dengan Danantara, dihadiri oleh langsung oleh Managing Director Finance BPI Danantara, Arief Budiman.

Pada sesi yang bertajuk Fireside Chat: Danantara in Focus tersebut, Arief Budiman memberikan penjelasan terkait dengan visi, strategi, dan target- target yang akan dicapai oleh Danantara serta berbagai hal lain yang menjadi perhatian investor, seperti peran dan tanggung jawab pihak yang terlibat, aspek transparansi, serta pengelolaan investasi oleh Danantara.

Memasuki paruh terakhir acara, narasumber dari PEFINDO dan S&P Global Ratings secara bergantian menjabarkan terkait dengan kondisi terkini dari sektor keuangan dan korporasi di Indonesia.

Seminar ini kemudian ditutup dengan closing remarks oleh Ritesh Maheswari, yang merupakan Komisaris PEFINDO sekaligus Managing Director, Head of Southeast Asia and Asia-Pacific S&P Global Ratings.

Pada sesi Denyut Ekonomi dan Peringkat Sovereign Indonesia di Bawah Pemerintahan
Prabowo-Gibran, Chief Economist S&P Global Ratings Louis Kuijs menyampaikan bahwa:
“Lingkungan eksternal yang dihadapi Indonesia menjadi lebih menantang. Tarif AS akan memukul ekonomi seperti Indonesia tetapi tidak sepenuhnya menekan perekonomian. Dampak langsung melalui tarif AS dikombinasikan dengan dampak tidak langsung dari Tiongkok yang lebih lemah perlu diwaspadai. Namun, ekonomi yang lebih berorientasi pada permintaan domestik seperti Indonesia akan kurang terpengaruh. Kami memperkirakan PDB Indonesia tumbuh 4,6% pada tahun 2025 dan 4,7% pada tahun 2026. Kemudian, kami melihat bahwa inflasi bukan menjadi masalah dan pertumbuhan ekonomi akan menjadi fokus ke depan. Bank Indonesia (BI) diprediksikan akan memangkas suku bunga kebijakan sebesar 100 basis poin pada tahun 2025. Tetapi pelemahan mata uang bisa menjadi alasan bagi BI untuk memangkas lebih sedikit Prospek pertumbuhan jangka menengah Indonesia tetap solid. Kami memperkirakan bahwa tren pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat menjadi sekitar 4,6% dalam lima tahun mendatang. Meskipun tingkat pertumbuhan tersebut berada di kisaran menengah jika dibandingkan dengan ekonomi negara berkembang Asia, namun tingkat pertumbuhan itu termasuk kuat dalam konteks global.”

Kemudian terkait pandangan mengenai peringkat sovereign credit Indonesia, Direktur Sovereign Ratings S&P Global Ratings Andrew Wood menuturkan: “Indonesia memasuki lingkungan ekonomi global yang bergejolak dengan sikap fiskal yang konservatif dan tingkat utang pemerintah yang moderat. Perekonomian yang relatif berorientasi domestik akan menjadi pelindung terhadap perlambatan perdagangan global, tetapi harga komoditas yang lebih rendah dapat terus menjadi penghambat pendapatan fiskal selama beberapa kuartal mendatang. Kami memperkirakan Indonesia akan tetap berkomitmen pada defisit fiskal di bawah batas 3% dari PDB, meskipun ada beberapa tekanan ke atas saat ini yang berasal dari lemahnya pendapatan negara pada paruh pertama tahun 2025. Kami tidak memperkirakan peluncuran Danantara sebagai sovereign wealth fund akan berdampak langsung pada posisi fiskal Indonesia atau peringkat kredit negaranya.”

Pada sesi selanjutnya yang mengulas mengenai pendirian Danantara dan dampaknya, Managing Director Corporate Ratings S&P Global Ratings Xavier Jean menyatakan: “Tata kelola dan implementasi akan menentukan apakah pendirian Danantara memiliki dampak kredit pada BUMN besar di Indonesia. Peran dan tanggung jawab badan tata kelola, kualitas dan transparansi mekanisme tata kelola, dan keterbukaan informasi terkait dengan aktivitas investasi Danantara kemungkinan akan menjadi titik fokus untuk analisis kredit kami,”

“Sifat interaksi antara Pemerintah, Danantara, Kementerian terkait, dan para BUMN kemungkinan akan memengaruhi kemampuan dan kemauan pemerintah untuk memberikan dukungan finansial kepada sektor BUMN. Banyaknya pemangku
kepentingan dari sisi publik dan swasta dapat memfasilitasi koordinasi dalam sektor milik negara Indonesia dan memperkuat tata kelola manajemen secara keseluruhan, atau sebaliknya menyebabkan pengambilan keputusan yang lebih lambat jika berbagai lembaga memiliki tujuan yang saling bertentangan.”

Dalam topik bahasan yang sama namun lebih berfokus pada dampak yang ditimbulkan pada sektor korporasi, Kepala Divisi Pemeringkatan Non-Jasa Keuangan 2 PEFINDO, Yogie Perdana menyampaikan: “Dalam jangka pendek, mengingat terbatasnya informasi mengenai strategi dan kebijakan Danantara terhadap BUMN, tidak ada implikasi pemeringkatan langsung bagi mereka. Namun, dalam jangka menengah hingga panjang, pemahaman yang lebih jelas tentang pengaruh Danantara terhadap  kebijakan keuangan dan dividen BUMN, serta tujuan bisnis bagi BUMN dalam struktur tersebut, dapat memengaruhi pemeringkatan masing-masing entitas.”

Pada sesi yang membahas sektor keuangan Indonesia, Direktur Financial Institutions Ratings S&P Global Ratings Ivan Tan mengemukakan: “Bank-bank di Indonesia memasuki periode tantangan ekonomi makro dan ketidakpastian tarif dari posisi yang kuat. Mereka termasuk yang memiliki permodalan terbaik dikawasan, dan kami yakin mereka akan mempertahankan rasio modal Tier-1 sebesar 22%-25% selama satu hingga dua tahun ke depan. Kami memperkirakan profitabilitas, yang diukur dengan return on asset, akan berada di kisaran 2,2%-2,5%. Sistem perbankan berada di peringkat yang paling menguntungkan di kawasan ini dengan margin keuntungan yang cukup besar.”

Menyoroti kondisi sektor perbankan dan multifinance di tengah perang dagang, Kepala Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan PEFINDO, Danan Dito menyampaikan: “Kondisi sektor perbankan dan perusahaan pembiayaan cukup solid, walaupun terdapat tekanan dari risiko pertumbuhan bisnis karena meningkatnya ketidakpastian dan volatilitas. Kami akan terus memonitor dampak eskalasi perang dagang yang terjadi, karena pelemahan demand yang signifikan dapat juga melemahkan kualitas aset di sektor finansial, dan dapat menyebar ke indikator- indikator lainnya.”

Pada sesi ketiga, yang merupakan sesi terakhir seminar yang membahas prospek sektor korporasi dikaitkan dengan dampak dari kebijakan ekonomi nasional dan tantangan eksternal pada sektor Agribisnis, Energi, Infrastruktur, dan Telekomunikasi.

Kepala Divisi Pemeringkatan Non-Jasa Keuangan 1 PEFINDO, Martin Pandiangan menyatakan bahwa: “Pada tingkat korporasi, kami mengantisipasi kualitas kredit akan bervariasi dan diharapkan tetap stabil meskipun ada hambatan yang kuat.”

Seminar ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan dengan kolaborasi antara S&P Global Ratings dan PEFINDO. Sejak tahun 2023, S&P Global Rating resmi menjadi pemegang saham PEFINDO yang mengantarkan PEFINDO menjadi bagian dari lembaga pemeringkatan global.

Post Views: 220
Tags: Andrew WoodArief BudimanBPI DanantaraDanan DitoIrmawati AmranIvan TanLouis KuijsMartin PandianganPefindoProf. Suahasil NazaraRitesh MaheswariS&P Global RatingsWamen Keuangan RIXavier JeanYogie Perdana
Previous Post

Pamapersada Nusantara Dukung Sekolah Calon Adiwiyata Provinsi Melalui BimTek di Jakarta Timur

Next Post

Pakubuwono XII Resmi Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Next Post
Pakubuwono XII Resmi Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Pakubuwono XII Resmi Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BISNIS TERKINI

Singapore Chamber of Commerce Indonesia Berikan SingCham Uplifting Scholarship 2025 Bagi Mahasiswa Berprestasi

Singapore Chamber of Commerce Indonesia Berikan SingCham Uplifting Scholarship 2025 Bagi Mahasiswa Berprestasi

17 Juli 2025

Flexi Deposit Hana Bank dengan Bunga Hingga 6%, Lebih Fleksibel dari Deposito

Flexi Deposit Hana Bank dengan Bunga Hingga 6%, Lebih Fleksibel dari Deposito

17 Juli 2025

Agrinas Jaladri Umumkan Direksi dan Komisaris Baru, Langkah Strategis Perkuat Bisnis Perikanan dan Konsultan Konstruksi

Agrinas Jaladri Umumkan Direksi dan Komisaris Baru, Langkah Strategis Perkuat Bisnis Perikanan dan Konsultan Konstruksi

17 Juli 2025

blu by BCA Digital Tambahkan Kemudahan dan Kenyamanan Naik Transjakarta

blu by BCA Digital Tambahkan Kemudahan dan Kenyamanan Naik Transjakarta

16 Juli 2025

Easycash Resmikan Fintopia Corporate University 

Easycash Resmikan Fintopia Corporate University 

16 Juli 2025

PT. Media Maju Global

Plaza Simatupang Lt .6 Unit 3 Jl. TB Simatupang Kav. IS No. 01 Kel. Pondok Pinang, Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310.

Telp: 021-22702245
Handphone: 0816.900315
E-mail: redaksi@businessasia.co.id

Kategori

  • Berita
  • Business
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Figure
  • Indeks
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Otomotif
  • Property
  • Teknologi
  • Tourism

.

  • About
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Privacy Policy
  • Cyber Guidelines
  • Pedoman Media Siber

About

Kehadiran Majalah BusinessAsia Indonesia yang memiliki Tagline Towards a New Change in Asia atau “Menuju Perubahan Baru di Asia” khususnya Indonesia  bertujuan untuk memastikan langkah mereka kokoh menapaki dinamika ekonomi bisnis dan investasi yang kian berkembang. Baca selengkapnya.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Business
  • Figure
  • Teknologi
  • Lifestyle
  • Internasional
  • Indeks
  • e-Magazine

Majalah terbatas

1. DPMPTSP Kota Tangsel Raih Penghargaan
Pelayanan Prima dari Kemenpan RB.

2. Jebakan Crazy
Rich Pikat Pelanggan Ikut Trading Binary
Option.

3. Eksportir Indonesia
Perluas Jejaring
dengan Buyers di AS

shop new Emagazine