PT Charoen Pokhand Indonesia Tbk, perusahaan terpercaya dalam industri ungas telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 dan Public Expose ke Media Nasional pada Senin (23/5) di Hotel Mulia, Jakarta.
RUPST perusahaan yang berpengalaman lebih dari 40 tahun, serta pemimpin segmen pasar bisnis di Indonesia ini dihadiri oleh Suparman S (Komisaris Independen), T. Thomas Effendy (Presiden Direktur), Ong Mei Sian (Direktur), Jemmy (Direktur), Eddy Dharmawan (Direktur). Selain jajajaran direksi, RUPS juga dihadiri oleh David Kairupan, SH (Konsultan Hukum), Marcivia Rahmani, SH (Notaris), M. Dadang Syachruna (Akuntan Publik), Edi Purnomo (Biro Administrasi Efek).
Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. – Tjiu Thomas Effendy seusai RUPST menjelaskan, bahwa Perseroan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 108 per saham, atau setara 48,91% dari laba bersih tahun buku 2021, “Adapun, total dividen yang dibagikan kepada pemegang saham seluruhnya berjumlah Rp 1,77 triliun,” jelas Thomas.
Menurut Thomas, dividen yang dibagikan merupakan laba tahun buku 2021. Ia lalu menjelaskan CPIN membukukan laba bersih Rp3,62 triliun pada 2021 atau turun 5,73 persen dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.
“Laba bersih perseroan mengalami penurunan di tengah kenaikan beban pokok yang lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan. Namun, meski laba bersih turun, RUPST memutuskan tetap memberi dividen kepada pemegang saham,” papar Thomas.
Thomas lalu menjelaskan, beban pokok penjualan perusahaan mengalami peningkatan sebesar 27,14% secara tahunan, atau menjadi Rp 43,56 triliun dari Rp 34,26 triliun pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, lanjut Thomas, untuk total pendapatan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) tercatat meningkat 21,59% menjadi Rp51,7 triliun, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp42,52 triliun
Sedangkan penjualan bersih perusahaan yang sudah terdaftar sebagai perusahaan publik semenjak tahun 1991 tersebut diatribusikan oleh ayam pedaging sebesar Rp26,9 triliun. Selanjutnya, segmen pakan sebesar Rp14,23 triliun. Kemudian berikutnya, ayam olahan Rp 6,93 triliun, anak ayam usia sehari Rp 2,14 triliun dan lain-lain Rp 1,45 triliun.