Jakarta, BusinessinAsia – Pengecekan kelengkapan protokol kesehatan, K3, maupun presensi pegawai di suatu perusahaan biasanya masih dilakukan secara konvensional oleh petugas atau satpam di pintu masuk. Hal ini membutuhkan waktu dan sumber daya manusia yang tidak sedikit. Selain itu, ada kemungkinan terjadinya kelalaian saat petugas lengah.
Hal ini mendorong Widya Robotics menciptakan Intelligent Gate dan RFID Gate yang diharapkan dapat melindungi para pegawai dari resiko kecelakaan kerja maupun adanya penyusup di ranah kerja. Produk ini penggunaanya bisa fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan prosedur K3 perusahaan, contactless, dan import data pengguna dengan kapasitas tinggi
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat kecelakan kerja yang terjadi pada 2019 sebanyak 182 ribu kasus dan sepanjang tahun 2020 terjadi 225 ribu kasus. Pada bulan Januari hingga September 2021 terdapat 82 ribu kasus yang terjadi akibat kecelakaan kerja dan 179 kasus penyakit akibat kerja yang 65 persennya disebabkan Covid-19.
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat diprioritaskan perusahaan. Mereka memiliki tanggung jawab atau kewajiban untuk memastikan bahwa setiap pekerjanya atau orang-orang yang terlibat dalam perusahaannya tetap berada dalam kondisi yang aman.
Para pekerja dengan penuh risiko berkaitan alat berat memerlukan peralatan keselamatan yang memadai. Namun kadang beberapa pekerja lupa menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap. Selain itu, kemungkinan adanya non pegawai atau penyusup yang tidak diinginkan masuk ke ranah kerja bisa mengancam keamanan perusahaan.
Karena itu alat pendeteksi pegawai, dari keselamatan maupun identifikasi pegawai, diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Widya Robotics telah menciptakan Intelligent Gate dan RFID Gate yang diharapkan dapat melindungi para pegawai dari resiko kecelakaan kerja maupun adanya penyusup di ranah kerja.
Palang pintu otomatis ini dapat ditempatkan di area pintu masuk fasilitas umum, seperti yang sudah digunakan di stasiun MRT, proyek konstruksi, gedung perkantoran, theme park atau museum.
Keunggulannya, alat ini dapat dilengkapi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Misalnya, dilengkapi kamera thermal yang mampu mendeteksi suhu dan kelengkapan masker pengunjung. Setelah sesuai dengan prosedur kesehatan yang diterapkan, pintu akan otomatis terbuka.
CEO Widya Robotics, Alwy Herfian Satriatama menjelaskan produk buatan dalam negeri ini penggunaanya bisa fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan prosedur K3 perusahaan, contactless, dan import data pengguna dengan kapasitas tinggi.
Selain mendeteksi suhu dan penggunaan masker, alat ini juga bisa mengenali wajah untuk presensi kehadiran karyawan. Sedangkan untuk di sektor konstruksi atau pertambangan bisa disesuaikan dengan protokol K3 seperti mendeteksi kelengkapan helm, rompi, sarung tangan, kacamata, dan lain sebagainya.
“Dengan Intelligent Gate suatu lingkungan menjadi eksklusif karena area tersebut terbebas dari pihak atau pengunjung yang tidak berkepentingan atau tidak sesuai dengan kebijakan protokol kesehatan yang berlaku,” terangnya.
Sedangkan, untuk presensi sekaligus pintu masuk otomatis yang lebih sederhana, Widya Robotics menawarkan RFID Gate. Gerbang elektronik ini terintegrasi dengan kartu RFID yang digunakan untuk membuka akses gerbang itu sendiri.
Jika ada pegawai yang tidak terdaftar atau tidak memiliki kartu akses RFID, maka tidak akan bisa masuk ke area tersebut. Sistem ini juga dilengkapi dengan software pemantau kehadiran, sehingga pengguna dapat memantau langsung riwayat kehadiran karyawan.
Dengan alat ini, pengecekan tidak menyita waktu lama sehingga tidak menjadikan antrian yang panjang. Petugas pengecekan di lobby atau pintu masuk fasilitas umum bisa kembali fokus kepada tugas utamanya seperti menjaga keamanan.
“Saat ini, Intelligent Gate dan RFID Gate dari Widya Robotics telah digunakan di beberapa sektor industri di Indonesia, termasuk perusahaan konstruksi di Indonesia. Alat ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja di Indonesia,” tutup Alwy. (red)