PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus melakukan tranformasi digital melalui penyusunan Rencana Strategis Teknologi Informasi (RSTI) untuk mendukung Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Melalui RSTI ini, teknologi Informasi (TI) menjadi mitra strategis untuk memperkuat full banking experience dengan menyediakan layanan TI yang andal, mudah berkembang, dan aman
Pada 2021-2025 BTN memiliki RJPP atau corporate plan dengan visi menjadi “The Best Mortgage Bank in the Southeast Asian 2025”. Tahun ini, BTN menyiapkan RJPP 2025-2029 dengan visi baru yaitu “Leading Partner in Empowering the Financial of Indonesian Families.”
Kepala Divisi IT Strategic Planning and Development BTN, Joko Christianto menyampaikan bahwa visi baru tersebut memperluas area bisnis utama BTN di Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan menjangkau keluarga Indonesia. “Karena memang rumah menjadi tempat tumbuhnya keluarga, jadi dimulai dari kekuatan rumah kami akan melayani keluarga Indonesia,” ujar Joko saat penjurian Indonesia Digital Innovation & Achievement Awards (IDIA) 2024 yang digelar oleh Business Asia Indonesia.
Untuk mendukung pencapaian RJPP 2025-2029, BTN memiliki Rencana Strategis Teknologi Informasi (RSTI) 2025-2029 yang disusun berdasarkan kerangka kerja yang selaras dengan bisnis dan dilaksanakan dengan memanfaatkan visi BTN, RJPP, aspirasi direksi, dan joint planning session dengan unit bisnis.
“Jadi RSTI harus mendukung RJPP agar tidak berbelok ke arah yang berbeda. Karena itu, kami mengevaluasi arsitektur TI baik dari sisi sistem, perangkat, struktur, dan sekuriti untuk mendukung pencapaian RJPP 2025-2029. Kami juga mengevaluasi model operasi TI, menyusun peta jalan TI termasuk rencana investasinya,” terangnya.
Berdasarkan Visi dan Misi TI, BTN mengidentifikasi enam tema RSTI untuk menyusun semua inisiatif TI ke depan. Tema pertama yaitu agility at scale dengan mengadopsi praktik agile untuk mendorong cara kerja yang lebih responsif dan dinamis dengan meningkatkan pengetahuan bisnis bagi personal TI.
“Kami sudah memulai menjalankan praktik agile ini melalui BTN Mobile yang sudah diluncurkan pada 2023. kami menilai pelaksanaan praktik ini cukup baik untuk pengembangan-pengembangan lain seperti cash management system, internet banking business, dan lain-lain,” tutur Joko.
Tema kedua yaitu future-proof technology backbone melalui infrastruktur dan aplikasi TI yang kuat, andal dan mudah berkembang yang dapat mendukung bisnis jangka panjang BTN.
Tema ketiga yaitu full banking empowerement dengan memprioritaskan peningkatan pada core system yang memiliki dampak langsung terhadap nasabah dan pendapatan (seperti mobile banking, CBS, BDS, CRM, dan iLoan) untuk mewujudkan full banking experience.
Tema keempat adalah data & AI experience reimagined dengan menggunakan artificial intelligence (AI) untuk mempercepat proses transformasi dengan meningkatkan kapabilitas data, mengoptimalkan efisiensi, serta menyediakan data berkualitas tinggi untuk kebutuhan bisnis. “Kami sudah punya pondasi untuk data dan sekarang kita sudah mengadopsi AI untuk beberapa use case termasuk menggunakan machine learning untuk memberikan data lead bagi teman-teman di sales agar bisa jualan dengan lebih baik,” imbuhnya.
Tema kelima yaitu business resillience ecosystem melalui interkoneksi antara sistem, proses dan kapabilitas TI yang komprehensif untuk melindungi bank dari ancaman siber, memastikan kelangsungan bisnis, memitigasi risiko, dan tetap mematuhi aturan
Tema keenam adalah process excellence enablement melalui otomasi dan optimalisasi ritme operasional bisnis dan TI untuk mengurangi proses manual di bank (termasuk integrasi dengan sistem pihak ketiga yang kritikal).
Joko menyampaikan bahwa lima tahun ke depan, teknologi akan berkembang pesat, karena itu BTN merumuskan visi TI sebagai mitra strategis untuk memperkuat full banking experience dengan menyediakan layanan TI yang andal, mudah berkembang, dan aman.
Untuk itu, Strategi TI BTN 2025-2029 disusun dengan menyelaraskan RJPP dan mendefinisikan inisiatif TI untuk mencapai rencana tersebut. RSTI 2025 – 2029 meliputi visi bisnis dan teknologi, arsitektur TI, model operasi TI, peta jalan TI, dan rencana investasi TI.
Dari sisi arsitektur TI, terdapat implikasi pada enterprise architecture untuk menjembatani tujuan bisnis dan teknologi seperti peningkatan platform digital, integrasi dan otomasi proses, peningkatan kualitas dan ketersediaan data, serta peningkatan infrastruktur dan keamanan.
Model Operasi TI BTN akan diperbarui melalui pembentukan divisi khusus untuk IT Development dan penguatan kapabilitas EA untuk memastikan pemahaman bisnis yang tinggi. Nilai maturitas COBIT meningkat dari 3,30 pada 2023 menjadi 3,50 pada 2024, bersamaan dengan peningkatan DMAB dari 2,36 menjadi 2,26.
Untuk peta jalan TI, inisiatif TI BTN (2025-2029) dikembangkan dengan berfokus untuk meningkatan skalabilitas core capabilities (33 inisiatif pada 2025), meningkatkan technology experience (9 inisiatif pada 2026–2027), dan menjamin operational excellence (3 inisiatif pada 2028–2029).
Untuk mewujudkan rencana strategis tersebut, diperlukan investasi sebesar Rp4.48 triliun untuk 45 inisiatif TI dari 2025 hingga 2029, dengan fokus utama pada DC2 co-location dan DC baru Gandul (38% dari CAPEX). Investasi terkonsentrasi pada 2025 dan 2026 untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang
Selain RSTI 2025-2029, BTN juga menyusun The Governance, Risk, and Compliance (GRC) Roadmap yang merupakan turunan dari corporate plan. “Nanti akan kami monitor bagaimana pelaksanaannya, akan kami ukur performance-nya, dan lain sebagainya,” tutup Joko.